Wawancara Dengan Kemdikbud Terkait Kurikulum 2013
Selasa, 09 April 2013
0
komentar
Pertanyaan : Bagaimana pengembangan Kurikulum 2013 ini?
Mendikbud : Pengembangan kurikulum ini sudah ada dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014. Artinya apa?
Kalau ada suatu dokumen RPJMN 2010-2014, ini artinya disusun tahun 2009,
berarti 2009 sudah dievaluasi, 2010-2014 harus ada penataan kurikulum.
Ini perintah RPJMN.
Dari sisi arah, sangat-sangat jelas. Arahnya adalah peningkatan
kompetensi yang seimbang antara sikap (attitude), ketrampilan (skill),
dan pengetahuan (knowledge). Tiga ini harus dimiliki. Yang dirisaukan
orang bahwa anak-anak kita hanya memiliki kognitif saja, ini yang kita
jawab. Kompetensi nantinya bukan urusan kognitif saja namun ada sikap,
dan ketrampilan. Kompetensi ini didukung 4 pilar yaitu : produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif. Meskipun inovatif ini gabungan sifat
produktif dan kreatif, namun kita taruh berdiri sendiri saja. Kalau
seseorang produktif dan kreatif, tidak serta merta menjadi inovatif,
tapi inovatif ini hanya bisa dibentuk kalau ada dua hal tersebut. Kalau
ada beras ada ikan belum tentu otomatis bisa dimakan,tapi kalau tidak
ada beras tidak ada ikan otomatis tidak ada yang bisa dimakan. Syaratnya
ada beras, ada ikan.
Tentang afektif ini, kita ini rindu dengan
kekuatan-kekuatan moralitas, sentuhan seni. Tentu saja dibingkai dengan
ke-Indonesia-an.
Ini sesuatu yang baru, uji publik kurikulum. Sebelumnya tidak pernah ada
uji publik. Jadi ini kita lempar ke publik. Tujuannya apa? pertama
supaya publik tahu akan ada kurikulum baru, kedua publik dapat
berpartisipasi sehingga ada rasa memiliki atau self-belonging. Dalam
partisipasi ini siapa saja boleh memberi pandangan. Oleh karena itu
paling gampang kita masukkan dalam web
kitahttp://kurikulum2013.kemdikbud.go.id.
Apakah yang disentuh cuma mata pelajaran? Tentu saja tidak. Kalau kita
bicara kurikulum, kita harus bicara 4 hal, yaitu standar kompetensi
lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian. Proses ini
berarti metodologi, atau pendekatan. Itu kurikulum keempat-empatnya,
mata pelajaran hanya satu aspek saja, termasuk buku cuma satu aspek
saja.
Yang pertama kita garap dalam penyusunan kurikulum adalah kompentensi
apa yang akan kita capai. Anak kelas I SD diharapkan bisa apa, kelas V
bisa apa, itu yang pertama ditentukan. Untuk ke situ apa yang harus
dilakukan? Setelah kompetensi ditentukan, prosesnya harus ditentukan.
Setelah itu cara evaluasinya harus ada, apakah sudah tercapai atau
belum. Jadi perlu standar penilaian. Jadi mata pelajaran itu sesuatu
yang kecil saja, suatu akibat saja.
Apa bedanya kurikulum yang dulu dengan yang sekarang? Kurikulum yang
lama pun ada standar kompetensi, ada isinya, proses, dan penilaian. Dari
situ kita review semua, sejak 2011 sudah kita review. Ketika
ramai-ramainya PPKN, kita pelajari semua. Pendekatannya kita ubah. Kalau
dulu mata pelajaran dulu ditetapkan, baru kompetensinya, sekarang kita
ubah, kompetensinya dulu ditetapkan, baru menyusul mata pelajarannya.
Pendekatannya adalah scientific-approach, atau pendekatan ilmiah.
Pertanyaan : Mengapa kurikulum harus berubah?
Mendikbud : Yang paling mendasar, adik-adik kita didik ini untuk apa?
Yang paling utama kan untuk mereka sendiri, yang nantinya akan kembali
untuk keluarga, bangsa, dan negara. Kapan itu? kalau anak sekolah
sekarang, itu bukan untuk sekarang. Agar mereka bisa hidup untuk nanti.
Jaman itu nanti berubah, jadi harus dimulai dari sekarang. Kalau kita
tidak berubah kita akan menghasilkan generasi yang usang. Generasi yang
akan menjadi beban, dan juga tidak terserap di dunia kerja.
Pertanyaan : Bagaimana tentang anggapan ganti menteri ganti kurikulum?
Mendikbud : Saya dihadapkan pada 2 pilihan: Apakah mempertahankan tidak
usah ganti kurikulum biar ga dibilang ganti menteri ganti kurikulum,
atau kedua tidak apa-apa ganti kurikulum asal ada landasan. Saya memilih
yang kedua, ganti kurikulum nggak apa-apa asal punya pijakan. Kalau ini
dilakukan, saya yakin kurikulum ini tidak akan berubah dalam 4 atau 5
tahun.
Kembali ke 4 pilar di atas, penelitian menunjukkan bahwa kreativitas
bisa dibangun melalui pendidikan. Penelitian ini masih relatif baru,
tahun 2011. Penelitian ini menunjukkan 2/3 kreatifitas diperoleh melalui
pendidikan, sedangkan 1/3 karena genetik.
Bagaimana menumbuhkan kreatifitas? Anak-anak kita ajari mengamati.
Manfaatkan indrawi untuk melihat fenomena. Tidak hanya mengamati, tetapi
kita dorong untuk bertanya. Tidak hanya bertanya, tetapi harus sampai
ke menalar. Dan nanti sampai ke mencoba, sampai ke eksperimen.
Makanya prosesnya kita ubah. Karena prosesnya berubah, makanya jam
pelajarannya bertambah.
Obyek pembelajarannya adalah fenomena alam, fenomena sosial, fenomena
budaya. Belajar apa saja, obyeknya pasti tiga hal tersebut.
Pendekatannya kita gunakan tematik-integratif.
Anak-anak kecil itu kan belum bisa berfikir spesialis. Karena spesialis
itu memerlukan basic yang kuat, makanya dari awal anak-anak kita ajari
berfikir utuh. Generik, tapi generik-nya kita perkuat. Tidak
pelajaran-pelajaran satu-satu. Tidak boleh anak-anak kecil itu kita
ajari spesialis.
(NW)
Sumber: kemdiknas.go.id
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Wawancara Dengan Kemdikbud Terkait Kurikulum 2013
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://tatabusanasmkplusqurrotaayun.blogspot.com/2013/04/wawancara-dengan-kemdikbud-terkait.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar
terimakasih.......komentar anda sangat membantu keberlangsungan blog ini